Kuliner India di Ampel, Surabaya

Kali ini, saya mencoba suatu panganan yang belum pernah saya coba sebelumnya, yaitu masakan India.

Bermula dari cerita ibu saya yang menceritakan lezatnya makanan India yang dicobanya di Little India,Singapore yang katanya rasanya pedas, berkuah merah dan dimakan dengan roti Maryam, sayapun akhirnya blusukan ke kawasan the little India of Surabaya yaitu kawasan sekitaran Ampel. Memang sih, sebenarnya saya sudah pernah makan beberapa jenis panganan India seperti Nasi Briani (yang juga sama dengan makanan Arab), Pancake india (sebangsa roti Maryam yang ditaburi bumbu-bumbuan India diatasnya yang saya lupa namanya) yang saya dapatkan dari seseorang berkebangsaan Bangladesh yang bekerja di Singapore yang saya kenal ketika kunjungan saya ke singapore beberapa tahun lalu dan beberapa jenis masakan india yang agak familier di lidah Indonesia ketika saya mengunjungi little India di singapore. Oh ya, ada juga beberapa panganan India vegetarian dengan bumbu khasnya garam Mashala yang saya dapatkan dari komunitas meditasi India di Bali beberapa waktu lalu. Tapi, makanan India kali ini yang saya cicipin dari hasil blusukan saya di kawasan Ampel agak sedikit berbeda. Kenapa? karena nama makanannya lucu dan aneh..:) Mungkin karena berbahasa India jadi terlihat agak aneh tapi patut dicoba untuk menambah pengalaman culinary saya..heheh..

Lokasi restoran mini ala India ini saya rasa agak sedikit kurang strategis karena terlalu blusuk yaitu berada di gang kecil yang mana sekitarnya menjual parfum khas timur tengah serta beberapa oleh-oleh haji seperti Kurma dan sebangsanya. Gang kecil ini adalah sama dengan gang kecil menuju masjid Ampel. Memasuki restoran kecil ini, aroma India mulai terasa kental bukan hanya dari bau rempah-rempah makanan Indianya tetapi juga karena iringan musik India yang rancak jadi mengingatkan saya dengan film-film bollywood. Saya dilayani oleh 2 orang perempuan berkerudung yang bukan berwajah India tetapi sepertinya tidak berbahasa Indoneia dengan baik. Awalnya saya mengira bahwa 2 wanita itu terlalu lama tinggal di India jadi agak lupa dengan bahasa Indonesia, tetapi setelah saya tanya ternyata perkiraan saya salah. Mereka hanyalah pekerja di restoran kecil itu dan sama sekali tidak bisa bahasa India dan juga tidak pernah ke India, tetapi mereka terbiasa menggunakan bahasa lokal (madura) sehingga tidak seberapa baik menggunakan bahasa Indonesia. Pemilik restoran itu adalah warga India asli yang tinggal di Surabaya dan fasih berbahasa Indonesia walau masih ada nada-nada India. (untungnya kepalanya masih stabil dan tidak bergoyang-goyang waktu dia berbicara seperti rata-rata kebiasaan orang India lainnya..hehehe). Saya agak kewalahan memilih menu di tempat ini karena nama panganannya menggunakan bahasa India, tetapi untungnya pelayan disana dengan sabar menjelaskan satu persatu jenis panganan aneh tersebut (walau sebenarnya dibagian belakang daftar menu juga terdapat penjelasannya..:) ). Panganan yang saya pilih adalah Tikka (saya pilih ini karena namanya tidak ribet dan gampang diingat..:p ) yaitu ayam yang dipotong kecil-kecil tanpa tulang dan dilumuri bumbu-bumbuan India yaitu Peeli Mirch dan Rai lalu kemudian digoreng. Saya juga memesan Chapati (Tawa Roti) yaitu sejenis roti Maryam tetapi dimasak dengan dipanggang. Selain itu saya juga memesan 2 menu lain untuk dibawa pulang yaitu Karhai Mutton (Mutton= kambing ; kambing yang dibumbui rempah-rempah India dan tomat) dan Chicken Changaizi ( Ayam yang dibumbui ala India serta dicampur tomad blender). Nah, saya diberi bonus setengah mangkuk Daal yaitu kacang hijau yang dimasak bumbu rempah merah khas India.  Walau nama-nama makanan tersebut agak sedikit aneh, namun saya merasa tidak menyesal memilih panganan Tikka dan Chapati karena rasanya familiar dilidah saya. Sedangkan untuk Panganan Karhai Mutton dan Chicken Changaizi masih belum seberapa diterima oleh lidah saya karena mungkin terlalu berlemak sehingga enak diawal-awalnya tetapi agak enek kemudian. Soal minuman, tidak seperti di kedai masakan timur tengah di kawasan Ampel yang menyajikan banyak varian minuman, disini jenis minuman hanya sedikit. Sedikit disini maksudnya adalah, sedikit jenis minuman yang menurut saya aneh dan perlu dicoba. Satu-satunya minuman yang tergolong tidak biasa adalah Yogurt, dan minuman itulah yang saya pilih. Es Yogurt cair yang cukup segar diminum dikala terik siang itu sebenarnya bukan pilihan cocok untuk saya yang terbiasa dengan minuman air putih dan es teh manis setelah makan, namun dengan alasan mencoba akhirnya saya pilih juga. dan rasanya tidak mengecewakan kok… :).

Oh ya, ada beberapa makanan lain dan unik yang ketika itu ingin saya coba namun sayangnya tidak tersedia kala itu yaitu : Laal Mirch Qeema dan Hari Mirch Qeema. Jenis pangan ayam dan kambing yang direndam dengan yogurt dan Cream selama 30 menit baru kemudian diolah dengan bumbu-bumbuan India. Mungkin lain kali saya akan mencoba lagi pangan ini karena harganya menurut saya cukup terjangkau dan sangat murah jika dibandingkankeunikan dan sesuatu yang baru yang saya dapatkan.

Tikka dan Daal

Chapati

^^ Sekian