Category Archives: ada disekitarku

kisah-kisah sekitarku yang inspiratif dan lucu..

Belajar ilmu kehidupan dari golongan kecil


saya sedang nganggur.. mati gaya mau ngapain. Ngapalin tarian buat bulan depan tapi tetep saja ndak paham-paham apalagi hapal.. masih nol besar. Materi presentasi untuk di Berau besok sudah beres (walopun belum sepenuhnya dikoreksi ataupun di revised sama big bos). Mau baca-baca novel atau apa kek untuk menstimulasi otak, tapi apa daya otak sedang malas dan butuh refreshing. Jadi what i gonna do?? yess, i will write something yang ndak penting. Idenya muncul begitu saja beberapa detik yang lalu.. temanya adalah tentang hal-hal kecil disekitar saya yang belakangan ini sempat mengusik hati nurani. halaah mulai lebay deh…

alritee…ceritanya begini..

beberapa hari yang lalu saya sempat ditanya oleh seorang ibu-ibu paruh baya yang sedang duduk selonjor didepan lorong pintu kamar mandi kampus saya. Ibu-ibu itu tak lain dan tak bukan adalah seorang pemulung alias kolektor sampah-sampah plastik yang memang “berdinas” dikampus saya. Ibu itu bertanya pada saya :

“Mbak, kalau beras yang dikasikan ke saya sama orang lain apa masih boleh saya sumbangkan untuk zakat ya” (nanyanya waktu itu pakai bahasa Jawa). Nah, ibu pemulung itu juga bertanya tentang hukum-hukum Islam tentang zakat dan lain-lain yang sempat membuat saya garuk-garuk kepala. Selain memang si ibu itu nanyanya pakai bahasa Jawa yang saya ngerti tapi bingung njawabnya kalau pakai Jawa juga, saya juga ndak tahu hukum-hukum Islam khususnya tentang ilmu per-zakatan. Tapi, dari pertanyaan si ibu itu, saya jadi trenyuh juga. Si ibu yang notabene orang yang masuk golongan tidak mampu yang seharusnya diberikan zakat oleh orang-orang yang lebih mampu, malah memikirkan untuk berzakat. Ibu itu juga bercerita kalau dia harus membiayai 2 cucunya yang masih kecil-kecil dan sedang nunggak biaya sekolah sebesar 300ribu. 2 cucunya itu dititipkan ke dia lantaran ibunya ditinggal kawin sama bapaknya si cucu, sehingga si ibu bekerja di kota lain dan tidak ada kabar selanjutnya. hmm.. Selain itu, si ibu itu ternyata buta huruf. Dengan bahagianya ibu itu juga bercerita kalau baru saja dapat rejeki ,diberi uang 15rb oleh orang. Dengan uang sebesar itu, rencananya si ibu mau membeli tempe dan beras bagus untuk makan malam tempe penyet bersama 2 cucunya. “hmmmm..enak tenan mbaakk..suwi ndak mangan wenak kayak ngono” ujarnya. (enak sekali mbak, lama nda makan enak seperti itu). Sisa uangnya digunakan untuk nyicil uang sekolah cucunya.  Ibu itu juga memamerkan kemampuannya melantunkan bait-bait doa dalam Agamanya. Walau hanya 1 doa yang dia hapal,itu sudah cukup membuat dia merasa dekat dengan Tuhannya. Si ibu juga bercerita bahwa walau panas terik dan harus berjalan seharian mencari sampah plastik dia masih kuat puasa ” eman Mbak,lawong setahun sekali..ya harus puasa donk”  katanya lantang…Beberapa obrolan tentang kehidupan si ibu berlanjut sampai 30 menit..

well, dari obrolan dengan ibu itu saya jadi sedikit belajar tentang kehidupan. Bagaimana seorang tua dari golongan orang kecil masih mau memikirkan kehidupan orang lain dengan niat berzakat yang bertujuan membantu orang yang dianggapnya lebih terpuruk daripada dia. Padahal belum tentu orang yang jauh lebih mampu,mau melalukan zakat dan menolong orang lain. Bagaimana juga seorang tua dari golongan kecil itu menyikapi dan menjalankan kehidupan yang susah tetapi tetap dengan tegar dan bersahaja. Padahal banyak sekali orang-orang yang mungkin masih jauh lebih mampu dari ibu itu tetapi sudah merasa putus asa menjalankan hidup.  Bagaimana dia tetap menjalankan hari-harinya yang sulit tanpa menyalahkan Tuhan akan nasibnya, dan tetap berjalan dijalan keyakinannya. Padahal banyak sekali orang-orang yang merasa sedikit susah, tetapi malah menyalahkan Tuhan atas kehidupannya. Selain itu, masih banyak sekali hal-hal yang bisa dipelajari dari orang-orang kecil seperti mereka. Mungkin dengan keiklasannya, ketegarannya dan kebersahajaannya itulah yang membuat dia selalu merasa kuat dan bahagia dalam menjalani hidupnya walau apapun kondisinya.

yah..itulah kehidupan yang Rwa Bhineda, kehidupan yang terdiri dari 2 sisi..baik-buruk.. hitam-putih..mampu-tidak mampu… kaya-miskin.. Rwa Bhineda itu ada sebagai kesetimbangan dunia. Dimana sisi buruk pasti akan ditutupi oleh sisi baik. Sisi kelam/hitam pasti akan dihapus oleh sisi terang/putih. Begitu juga dalam kehidupan seperti contoh diatas… Ketidak mampuan dalam hal materi-pasti akan ditutupi oleh kemampuan dalam menyikapi hidup. Kemampuan dalam hal materi (yang dapat menyebabkan kesombongan hati) juga harus diimbangi dengan menolong sesama.

Nah.. untuk menyeimbangkan dunia ini, marilah kita orang-orang yang tergolong mampu menolong sesama khususnya yang tidak mampu sehingga jurang perbedaan dalam kehidupan dapat sedikit tertutup. Selain itu, marilah kita belajar untuk menghormati sesama, memberikan apresiasi lebih kepada mereka golongan tidak mampu yang berusaha bekerja keras untuk menjalankan hidupnya tanpa mengeluh dan tanpa menyerah.

Selamat berbuat baik.. 🙂

Kota Surabaya kota pahlawan


Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan Hiu) dan baya dan akhirnya menjadi kota Surabaya. Sebelum kedatangan Belanda menjajah Indonesia, Surabaya dulunya merupakan gerbang Kerajaan Majapahit yakni di muara Kali mas. Bahkan hari jadi Kota Surabaya ditetapkan sebagai tanggal 31 Mei 1293. Hari itu sebenarnya merupakan hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap pasukan kerajaan Mongol utusan Kubilai Khan. Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai ikan SURO (ikan hiu/berani)dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai BOYO (buaya/bahaya), jadi secara harfiah diartikan berani menghadapi bahaya yang datang mengancam. Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi Surabaya. Dalam perjanjian antara Paku Buwono II dan VOC pada tanggal 11 Nopember 1743, Surabaya diserahkan penguasaannya kepada VOC. Setelah jatuh ketangan Belanda, Surabaya berstatus sebagai ibukota Karesidenan Surabaya, yang wilayahnya juga mencakup daerah yang kini wilayah Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Pada tahun 1905, Surabaya mendapat status kotamadya (Dalam Bahas belanda : Gemeente). Pada tahun 1926, Surabaya ditetapkan sebagai ibukota provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelah Batavia. Sebelum tahun 1900, pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar Jembatan Merah saja. Sampai tahun 1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti daerah Darmo, Gubeng, Sawahan, dan Ketabang. Pada tahun 1917 dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya. Tanggal 3 Februari 1942, Jepang menjatuhkan bom di Surabaya. Pada bulan Maret 1942, Jepang berhasil merebut Surabaya. Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu pada tanggal 17 Mei 1944. (Wikipedia)

Sumber lain mengatakan bahwa Kota Surabaya juga sangat berkaitan dengan revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak penjajahan Belanda maupun Jepang, rakyat Surabaya (Arek Suroboyo) bertempur habis-habisan untuk merebut kemerdekaan. Puncaknya pada tanggal 10 Nopember 1945, Arek Suroboyo berhasil menduduki Hotel Oranye (sekarang Hotel Mojopahit) yang saat itu menjadi simbol kolonialisme. Karena kegigihannya itu, maka setiap tanggal 10 Nopember, Indonesia memperingatinya sebagai hari Pahlawan. Bukti sejarah menunjukkan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I berangka 1358 M. Dalam prasasti tersebut terungkap bahwa Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa ditepian sungai Berantas sebagai salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang sungai tersebut. Surabaya (Churabhaya) juga tercantum dalam pujasastra Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang perjalanan pesiar baginda Hayam Wuruk pada tahun 1385 M dalam pupuh XVII (bait ke 5, baris terakhir). Walaupun bukti tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M Prasasti Trowulan) dan 1365 M (Negara Kertagama), para ahli menduga bahwa Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut. Menurut hipotesis Von Faber, Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M. Hipotesis yang lain mengatakan bahwa Surabaya dulu bernama Ujung Galuh. Versi lain mengatakan bahwa nama Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tartar, Raden Wijaya mendirikan sebuah Keraton di Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu Buaya, Jayengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Adu kekuatan dilakukan dipinggir sungai Kalimas dekat Peneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal kehabisan tenaga.

Kata “ SURABAYA “ juga sering diartikan secara filosofis sebagai lambang perjuangan antara darat dan air, antara tanah dan air. Selain itu dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa nama Surabaya muncul setelah terjadinya peperangan antara ikan Sura dan Buaya (Baya). Supaya tidak menimbulkan kesimpang-siuran dalam masyarakat maka Walikotamdya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya, dijabat oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Keputusan tersebut menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai tanggal hari jadi kota Surabaya. Tanggal tersebut ditetapkan atas kesepakatan sekelompok sejarahwan yang dibentuk oleh Pemerintah Kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata “Sura ing Bhaya” yang berarti “ Keberanian menghadapi bahaya “ diambil dari babak dikalahkannya pasukan Mongol oleh pasukan Jawa pimpinan Raden Wijaya pada tanggal 31 Mei 1293. Tentang simbol kota Surabaya yang berupa ikan Sura dan Buaya terdapat banyak sekali cerita. Salah satu yang terkenal tentang pertarungan ikan Sura dan Buaya diceritakan oleh LCR. Breeman seorang pimpinan Nutspaarbank di Surabaya pada tahun 1918. Masih banyak cerita lain tentang makna dan semangat Surabaya. Semuanya mengilhami pembuatan lambang-lambang Kota Surabaya. Lambang kota Surabaya yang berlaku sampai saat ini ditetapkan oleh DPDRS kota besar Surabaya yang keputusan No. 34/DPRS tanggal 19 Juni 1955 diperkuat dengan Keputusan Presiden R.I No. 193 tahun 1955 tanggal 14 Desember 1956. (Surabayacity.wordpress.com).

Artikel Terkait:

Galeri foto-foto lawas Surabaya.

Kota tua Surabaya

Kota tua Surabaya 2

Wisata Surabaya : gang Dolly


Dalam postingan kali ini,saya tiba-tiba ingin membahas suatu kawasan yang mungkin bisa dikategorikan sebagai kawasan wisata Surabaya, tetapi wisata yang ingin saya bahas kali ini adalah wisata khusus dewasa.. :p that is.. Dolly..^^

Dolly merupakan suatu gang yang tergolong sempit, tetapi kerap dikunjungi oleh “pewisata” yang memang doyang dengan suguhan wisata menggiurkan ditempat ini. Tempat wisata ini merupakan kawasan lokalisasi pelacuran yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, kota Surabaya, Jawa Timur,Indonesia. Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur “dipajang” di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase. Konon lokalisasi ini adalah yang terbesar di Asia tenggara lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Bahkan pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara. Gang Dolly ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Tante Dolly van der mart. Keturunan dari Tante Dolly tersebut sampai sekarang masih ada di Surabaya meskipun sudah tidak mengelola bisnis prostitusi tersebut. (Wikipedia)

Tempat ini merupakan tempat wisata dimana barang yang di jual beli adalah Cinta satu malam. Disanalah tempat dimana bisa membeli “cinta” dari seorang yang disukai setelah melihat etalase kaca yang berisi wanita-wanita yang segar.  Berbeda dengan di red light district Amsterdam, Belanda dimana si wanita  dipajang dengan hanya mengenakan pakaian dalam pada masing-masing ruangan kaca yang sudah tersedia ranjangnya sehingga si pelanggan siap untuk langsung beraksi setelah memilih, di Dolly wanita  yang masih berpakaian lengkap tapi seksi, dipajang bersama-sama dalam ruangan kaca besar. Pelangganpun tinggal memilih dari kaca,wanita mana yang dirasa cocok untuk menemani mereka. Untuk bisa membeli “cinta” yang ditawarkan di Dolly bisa mengeluarkan uang antara kisaran Rp. 80.000 sampai Rp. 150.000 per jam tergantung tarif yang sudah disediakan plus uang keamanan Rp. 5000 . Bagi sebagian orang yang pernah merasakan layanan  “cinta” wanita-wanita yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia ini mengatakan service wanita-wanita itu lumayan enak dan biasanya para lelaki itu seperti ketagihan untuk ke Dolly sekedar melakukan transaksi Jual Beli Cinta. Oh ya transaksi Jual Beli Cinta di Dolly melibatkan para makelar yang tugasnya untuk mencari tamu buat sang wanita penghibur, dan apabila berhasil maka aliran rupiah pun mengalir ke kantong mereka. Keterikatan makelar dengan gadisnya tidak cukup dalam proses pencarian pelanggan. Beberapa makelar bahkan menjadi body guard dari gadis Dolly jika keluar dari wisma. Mereka menjadi anjing penjaga jika ada orang-orang yang dianggap mengganggu. Pekerjaan sebagai makelar memang cukup menggiurkan. Semakin banyak pelanggan didapat, kucuran rupiah pun mengalir deras. Untuk satu pelanggan saja, makelarmendapat bagian Rp 7.000. Sehari seorang makelar bisa menggaet 10-15 pengunjung. Uang bisa bertambah jika si PSK royal atau sang pelanggan memberikan tips sendiri. Bisnis sebagai makelar tentu menggiurkan. Semua wisma di Dolly mempekerjakan mereka. Toh, keberadaannya cukup meningkatkan omset bisnis haram itu. Mereka sangat agresif merayu pelanggan mampir. Bagi sebagian pengunjung, ulah itu tentu mengganggu. (www.complitz.com)

car free day Darmo street in downtown..


Berbeda dengan judul diatas, tulisan kali ini tidak menggunakan bahasa yang sesuai dengan judulnya. Saya sedikit melakukan pelanggaran terhadap hasrat saya untuk menulis dengan bahasa Inggris di blog saya, akhirnya saya berpindah ke bahasa Indonesia lagi. Terlalu lama untuk menuangkan suatu pengalaman kedalam bahasa Inggris.. jadi, back to Indonesia equivalent with back to my own language..^^

Seperti halnya weekend-weekend saya sebelumnya, saya menghabiskan sabtu dan minggu pagi saya untuk bersepeda menjelajah kota. Dan kali ini tujuan jelajah saya adalah kawasan car free day yang dipusatkan di jalan raya Darmo di tengah kota dan hanya berlangsung pada hari minggu saja. Sekitar 60 menit perjalanan darat dengan mengontel sepeda saya lakukan dengan kecepatan yang tidak beraturan dari rumah saya di kawasan ujung Surabaya menuju kawasan tengah Surabaya.

Minggu pagi,Surabaya memang dipenuhi oleh pesepeda-pesepeda yang mulai aktif mengayuh sepeda dari Surabaya ujung hingga ujung satulagi, malah ada yang sampai menuju kawasan Madura ataupun kota terdekat dengan surabaya lainnya. Kali ini, saya memilih untuk bertolak ke taman bungkul yang berjarak 60 menit (dengan kecepatan tidak santai..) dengan sepeda dari kawasan domisili saya. Nah, saya berangkat sekitar pukul 5 pagi dikala pesepeda-pesepeda lain juga sudah memulai aktifitas mengayuhnya. Helm,pakaian bersepeda,tas bersepeda,dan minuman sudah saya siapkan dan sayapun berangkat dengan seseorang (baca: pacar :p). Rute saya adalah melewati per4an galaxi mall menuju kawasan Dharmahusa indah dan bablas melewati RS.dr Soetomo, PDAM besar lalu melewati jembatan viaduk dan Delta plasa. Memang terdapat banyak sekali event-event yang menitik beratkan pada kegiatan family fun dikawasan SUrabaya seperti halnya yang terjadi pada minggu pagi kala itu. Kegiatan yang disponsori perusahaan kacang terkemuka di Indonesia memang sedang giat berpromosi dengan bertajuk menggiring bola yang ketika itu dilakukan di jalan akses Delta plasa. Kemacetanpun tidak dapat dihindari, dan untungnya masing sangat pagi untuk terjadi kemacetan fatal dan untungnya lagi, saya menggunakan sepeda kala itu yang memudahkan saya untuk mengangkat sepeda saya ketrotoar.  Kegiatan angkat mengangat sepeda dan menuntun sepedapun kami lakukan dan dengan begitu kami tidak terjebak oleh kemacetan yang terlalu bertubi-tubi di pagi hari. Saya menyusuri jalan kayun dan blusukan hingga sampai ke jalan akses menuju taman bungkul yaitu jalan raya Darmo. Ketika saya tiba disana, jalanan sudah cukup ramai dengan pesepeda,pejalan kaki,pesenam dan pemain bola. yahhh semua atlit dadakan numplek blek jadi satu dikawasan tersebut ditambah lagi pada hari itu memang sedang diadakan event jalan sehat yang disponsori oleh produk susu,serta beberapa event yang bertajuk sepeda yang digawangi oleh kumpulan organisasi sepeda yang tergabung dalan B2W untuk memperingati hari Kartini.

Karena tidak adanya kendaraan bermotor yang melewati jalan tersebut,otomatis kawasan tersebut menjadi lengang dari asap kendaraan dan hiruk pikuk polusi udara. Walau demikin, mungkin karena banyaknya event dikawasan tersebut, kondisi disana tetap sangat ramai. Selain pesepeda,pejalan kaki dan pesenam, pedangan asongan pun juga tumplek disana untuk meramaikan suasana. Dari penjual makanan dan minuman ringan hingga berat sampai pedagang baju dan aksesoris bersepeda juga beramai-ramai memadati kawasan tersebut. Kondisi disana cukup stabil untuk bernongkrong-nongkrong ria atau berbengong ria,karena no polusi udara. Oh iya.. disana juga terdapat drum band keliling dengan peralatan musik seadanya yang berkeliling bermusik mengitari sepanjang jalan tersebut (dan ternyata untuk ngamen.. at least mereka cukup menghibur dan tertib). Yang saya lihat agak lucu disana adalah terda[at sekumpulan kelompok yang melakukan semacam meditasi. bukan meditasinya yang saya anggap lucu tetapi lokasi mereka melakukan meditasi yang tergolong agak aneh. Setahu saya meditasi dilakukan di tempat yang jauh dengan hiruk pikuk demi terciptanya konsentrasi,tetapi disini malah sebaliknya. well, tetapi as long as mereka enjoy dan bisa fun melakukan itu yaaa tidak jadi masalah toh??!! pokonya everybody much be happy khan..:):):)

Darmo waktu sepi2nya

Darmo ketika sudah rame2nya..

sekian saja deh cerita saya.. let’s plan the next trip… Trip kota tuaaaaaa…… sepedakuuu bersiaplaahhh menuju kota tua yaa nak yaaa..:-*

Surat kepada Tuhan


Tuhan.. maafkan saya yang sempat membenci ajaran saudara-saudara saya. Maafkan saya yang sempat berfanantik sempit terhadap perbedaan paham mereka. Maafkan saya yang terlalu melihat mereka dari sudut pandang yang sempit. Maafkan saya atas kepicikan pikiran saya telah menyimpulkan sesuatu yang bisa menyulut emosi saya terhadap aksi-aksi “heroik” mereka mengatas namakan suatu ajaran…

Tapi Tuhan… salahkah saya berpikiran begitu? salahkah saya kalau telah berpikiran bahwa mereka itu jahat? salahkah saya bahwa saya beranggapan bahwa mereka, mereka yang berbaju terlalu tertutup, mereka yang berjenggot,mereka yang terlalu sering membaca kitab sucinya, adalah seseorang yang berpaham kebencian?

Tuhan.. Mengapa mereka membenci ajaran saya? mengapa mereka menganggap ajaran saya ini adalah murtad ataukah Kafir? Mengapa mereka ingin mengubur kami dalam liang hitam tak berpintu? mengapa mereka menginginkan kami untuk mengikuti ajaran mereka yang jelas-jelas tidak kami yakini?

Tuhan, saya semakin tidak paham apa arti suatu Agama?apa arti suatu keyakinan? Bukankah AGama itu adalah sesuatu yang kita yakini karena akan mendamaikan hati kita dengan cinta kasih ajarannya?bukankah keyakinan itu adalah berasal dari hati kita masing-masing? tapi mengapa mereka memaksakan kami yang dianggapnya kafir untuk mengikuti keyakinan mereka? mengapa mereka menyalahkan kami,ingin membunuh kami padahal kami tidak menyulut api dan membakar mereka dalam suatu kebencian?

Tetapi ya Tuhan.. dengan adanya peristiwa demi peristiwa itu, saya semakin yakin dengan keyakinan saya. Saya semakin yakin dengan ajaran yang telah saya ikuti. Engkau benar-benar mengajarkan saya tentang cinta kasih,tentang indahnya perdamaian. Hanya ada satu Tuhan yaitu Brahman dan Tuhan itu satu, tetapi para arif bijaksana menyebutnya dengan banyak nama. AjaranMu membuatku semakin yakin,bahwa Engkau jelas-jelas mengajarkan perdamaian. Menghormati adanya Tuhan dengan sebutan lain oleh ajaran atau umat lain, tapi saya tahu bahwa Engkau hanya satu ya Tuhan. Kami dalam perbedaan ini sebenarnya memuja Tuhan yang sama, tetapi namanya berbeda jadi sebenarnya kita semua adalah saudara karena sama-sama Putra dari Tuhan.Tuhan, saya bahagia dengan ajaranMu yang sangat mengikuti aliran budaya setempat, saya sangat bangga terhadap ajaranMu yang mengkulturasi terhadap wilayah,suku,negara setempat, saya sangat Bangga terhadap tidak adanya provokasi yang menyebabkan perpecahan diantara sesama. Saya sangat bangga terhadap ajaranMu, tetapi saya tidak mau memaksakan keyakinan saya terhadap orang lain. Walau dari segi kuantitas termasuk kurang, tetapi dari segi kualitas saya bangga terhadap itu.

Ya Tuhan, saya tidak ingin bembabi buta memaksakan keyakinan saya terhadap orang lain. Saya tidak akan mengkonversi ajaran-ajaran saya kepada umat lain hanya karena saya ingin menambah kuantitas penganut ajaran saya. Yang akan saya lakukan hanyalah menghormati perbedaan-perbedaan yang ada dan tetap teguh menjalankan Keyakinan saya yang saya anggap terbaik. Wajar jika setiap umat menganggap ajarannya adalah yang terbaik, tetapi tidak wajar jika masing-masing umat menggangap ajaran lain adalah buruk dan wajib dimusnahkan. itu salah… Tuhan tidak mengajarkan kebencian terhadap sesama, Tuhan tidak mungkin memerintahkan umatnya untuk membunuh keyakinan lain. Karena saya tahu, keyakinan lain itu ada karena campur tangan Tuhan. Keyakinan lain itu ada untuk membuat umatnya lebih saling menghargai perbedaan.

Ya Tuhan… Saya tidak akan membuat perkara terhadap Ajaranmu yang lain. Saya tidak akan menyodori draf permusuhan terhadap mereka yang adalah saudara saya. Yang saya mau adalah, toleransi dan cinta kasih. Saya akan menyayangi dan menghargai keyakinan mereka demi terciptanya perdamaian…:)