Category Archives: pengetahuan

pengetahuan yang penting….

Nongkrong di Kota tua Jakarta…


jalan-jalan di kota tua Jakarta serasa kembali bernostalgia jalan-jalan di sudut kota di negeri Belanda (tapi sayangnya tingkat polusinya itu loooh..gileeee. 😦 ). Okey, disela urusan saya di Jakarta beberapa waktu lalu, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi kawasan wisata kota tua yang konon kabarnya merupakan sisa kejayaan Belanda di abad ke-16. Nah, untuk memudahkan trip iseng saya ke kota tua ini atau supaya saya ndak nyasar sana sini, sayapun mengajak teman saya yang memang domisili Jakarta jadinya me-reduce kemungkinan kemungkinan nyasar yang biasanya terjadi pada saya. let me introduce my trip mate kali ini : Mala.

Perjalanan dimulai. Kami janjian ketemuan di Halte bus Bendungan hilir lalu bersama-sama menuju halte bus way kota tua yang terletak di Jakarta barat paling ujung. Perjalanan ditempuh agak lama dan berputar-putar diantara macetnya kota Jakarta di siang bolong. Setelah beberapa lama, akhirnya sampailah kami di Halte bus Kota tua. Suasana sudah terasa agak dekil dan jadul yang artinya bahwa sampailah kami di tempat tujuan kami. Yuuupppzz akhirnya kami sampaiiiiiii…. yupppyyy… Sebelum saya beranjak ke cerita jalan-jalan saya disana, saya ingin sedikit bercerita tentang sejarah terbentuknya Kota Tua Jakarta ini. begini ceritanya….

Sejarah

 Terbentuknya kota tua di Jakarta tak lain dan tak bukan adalah merupakan sisa-sisa jaman kolonialisme di negeri Indonesia kita tercinta ini. Jadi, Belanda membangun secara besar-besaran dan menginvasi kota secara besar-besaran hingga terbentuklah sebuah kota yang dulu namanya Batavia. Sebelumnya kawasan tersebut bernama Jayakarta/Jacatra yang merupakan wilayah kekuasaan Sultan Banten. Ketika kawasan tersebut dikuasai Belanda, wilayah dibagi menjadi 3 tipe/model pembangunan yaitu : Dutch Golden Age (abad 17-18), Tipe periode  transisi ( abad 18-19) dan tipe Modern (abad 20). Pembangunan dilakukan oleh Belanda dengan merekonstruksi rumah tinggal, villa, Gereja, gedung pemerintahan dan perkantoran yang ketika itu terpusat di tengah kota Jakarta dan Jakarta Barat.

Pada Abad 17 sampai akhir abad 18 (periode berkembangnya Dutch East India) dimulainya perkembangan arsitektur bergaya Belanda di Jakarta tempo dulu dimana pada saat itu diawali dengan pembangunan tembok-tembok atau semacam benteng yang bertujuan untuk melindungi kawasan kota dari serangan musuh. Kota ini ketika itu bernama Jayakarta (sebelumnya bernama Sunda kelapa) dan dihancurkan oleh Belanda pada tahun 1619 untuk dibangun kawasan kota baru yang bergaya Belanda. Ketika itu seorang warga negara Belanda yang bernama Simon Stevin dipercaya untuk mendesain konsep tata kota yang ideal. Stevin membuat suatu tatanan kota yang monoton berbentuk segi empat yang dibatasi oleh tembok tinggi dan dilalui oleh sungai Ciliwung (yang kemudian bernama kali besar atau Grote river) yang menjadi muara dari kanal-kanal kecil di kota baru yang kemudian diberi nama Batavia. Tata kota inilah yang kemudian berkembang dan menjadi pusat kota yang sangat besar dan maju.

Peta Transformasi Jayakarta menjadi Batavia

Tahun 1808, Deandels memindahkan pusat kota ke daerah selatan karena kondisi dikawasan tersebut yang berbahaya terhadap wabah malaria. Disebabkan oleh kondisi keuangan kota, beberapa bangunan terpaksa dihancurkan pada abad ke 19 dan kemudian dibangunlah struktur-struktur yang baru di kawasan selatan tersebut yaitu : Palace of Governor-General Daendels (sekarang adalah departemen keuangan RI) dan Batavia Theater (sekarang Gedung Kesenian Jakarta).  Kemudian, kawasan kosong (akibat dihancurkan) di kawasan kota tua tersebut kemudian dibangun struktur yang baru pada abad ke-20. Bangunan pada abad 17-18 yang masih bertahan dan menjadi warisan budaya Jakarta masa kini adalah : Toko Merah, Gereja Sion dan Museum sejarah Jakarta. Gedung-gedung lain kemudian dibangun pada abad ke-18 yang didominasi jenis bangunan bergaya Belanda dan China.

Peta Batavia tahun 1840. Kawasan kota sudah mulai berkembang ke arah Selatan.

Periode kolonialisme (abad ke-18 hingga 1870). Pada masa ini, jenis bangunan yang berkembang adalah diadaptasi dengan tipe bangunan di kawasan beriklim tropis. Jenis arsitektural seperti ini kemudian dikenal dengan model Hindia yang memiliki tipe bangunan beratap tinggi dan ruangan yang menghadap langsung ke kebun atau udara terbuka. Model Hindia ini merupakan akulturasi antara style Indonesia, China dan Belanda. Kemudian jenis bangunan di kawasan tersebut berkembang menjadi neoclassicism kemudian berkembang menjadi Neogothic dan Dutch Rationalism.

Peta Batavia tahun 1897

Nah, perjalanan di kawasan kota tuapun kami mulai. Kami memasuki musem Bank Mandiri yang berisi barang-barang yang dianggap bersejarah dalam perkembangan bank khususnya bank mandiri di Indonesia. Museum ini berdiri tanggal 2 Oktober 1998. Museum yang menempati area seluas 10.039 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan. Karena diarsitekturi oleh arsitek Belanda, tentu saja tipe bangunan ini merupakan bangunan khas Eropa yang menjulang tinggi dan megah. Beberapa petunjuk bangunan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Belanda. Kami memasuki lorong demi lorong bangunan megah itu dan melihat beberapa koleksi yang sebagian besar masih menggunakan bahasa Belanda diantaranya alat pembayaran (uang dan sejenisnya) masa lampau, beberapa alat transaksi perdagangan dan masih banyak lagi. Stained glass merupakan ciri utama Museum Bank Mandiri, terletak di bagian depan, di tengah-tengah tangga menuju lantai dua. Selain itu juga terdapat Logo Nederlandische Handel Maatschapij NV di tengah stained Glass di bagian depan Bank Mandiri.  Setelah berpuas mengelilingi museum ini, kami bergegas menuju bangunan di kota tua lainnya.

Stained glass

Kami berjalan melewati museum Bank Indonesia tetapi sayangnya, karena terlalu sore dan kami tidak punya banyak waktu lagi akhirnya kami tidak masuk ke Gedung yang merupakan peninggalan De Javasche Bankyang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada tahun 1828 tersebut. Kami memasuki kawasan tengah kota tua dimana tidak ada kendaraan bermotor yang boleh melintasi area tersebut. Kawasan ini dibuat mirip dengan alun-alun kota di Belanda dimana ditengahnya merupakan suatu pelataran luas  kosong yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan megah dan cafe-cafe di pinggirnya. pada sore hari, kawasan alun-alun tersebut berubah menjadi sangat ramai dengan penjual-penjual makanan dan pernak pernik serta beberapa permainan-permainan tradisional. Selain itu juga terdapat penyewaan sepeda kuno alias sepeda jadul jaman Belanda lengkap dengan topi ala noni-noni Belanda. Karena lokasi tersebut bernuansa sejarah, beberapa pasangan calon pengantin juga menggunakan spot-spot cantik yang menggambarkan kekunoannya sebagai lokasi pengambilan gambar foto pre-wedding.  Selain spot gedung tua, disana juga terdapat mobil kuno yang dikhususkan untuk berfoto-foto ria. Selain itu, beberapa bule (mungkin sejarahwan atau pecinta sejarah) juga banyak yang berfoto ataupun hanya sekedar jalan-jalan dikawasan tersebut. Kami menghabiskan sore dilokasi tersebut dengan nongkrong di warung ketoprak dan es campur sambil melihat beberapa pengamen Jakarta bersliweran. Lalu kami beranjak nongkrong di panggung sambil memandang kesibukan beberapa pedagang yang mulai menggelar dagangannya,  serta memandang gedung-gedung tua yang masih berdiri kokoh mengelilingi area tersebut. Saya melihat beberapa papan petunjuk arah ke pelabuhan sunda kelapa, & Jembatan kota Intan yang sebelumnya sudah kami kunjungi juga. Bangunan-bangunan peninggalan sejarah yang masih tersisa dikawasan tersebut adalah :

  • Luar Batang Mosque
  • The Port of Sunda Kelapa
  • Pasar Ikan (Fish Market)
  • Museum Maritim
  • Menara Syahbandar (Port Tower)
  • Kota Intan Drawbridge
  • Kali Besar (Grootegracht)
  • Gereja Sion
  • Museum Wayang
  • Fatahilah SquareMuseum Keramik
  • Museum sejarah Jakarta
  • Cafe Batavia
  • Toko Merah (Red Store)
  • Chartered Bank
  • Bank Indonesia Museum
  • Bank Mandiri Museum
  • Stasium Jakarta kota (Beos Station)
  • Glodok and Pinangsia Area (Jakarta Chinatown)
  • Petak Sembilan
  • Jin De Yuan Temple (Vihara Dharma Bhakti)
  • Chandranaya Building

Setelah hari mulai beranjak gelap dan kawasan kota tua menjadi sangat ramai pedagang dan pembeli, kamipun beranjak keluar kota tua menyusuri gang demi gang yang menyuguhkan indahnya kekunoan suatu kawasan yang masih berusaha untuk dilestarikan tersebut. Bus way yang kami tunggu sudah menanti dan mengantarkan kami ke tujuan kami masing-masing. Dan akhirnya, wisata kilat kota tua kami berakhir sampai disini.

Thanks to my best tour guide ever : Mala… 🙂

seri cinta Indonesia (Part 2): Pulau-pulau terluar Indonesia


Indonesia adalah negara kepulauan. Bukan hanya pulau-pulau besarnya yang menghiasi Indonesia dengan warna zambrut hijaunya yang membelah garis katulistiwa, namun pulau-pulau kecil juga turut mewarnai Indonesia dengan untaian butiran-butiran kecil zambrut indah yang membentang khususnya di batas-batas republik ini. Namun sayangnya, keindahan ini belum sepenuhnya diketahui oleh warga republik ini sendiri. Padahal, lebih sangat disayangkan lagi, pulau-pulau batas tersebut yang sebenarnya milik Indonesia tiba-tiba diakui oleh negara lain tanpa ada perlawanan apapun dari warga negara yang sebenarnya adalah pemiliknya. Bukan hanya itu, warga Indonesiapun tidak tahu apakah pulau ini benar-benar miliknya ataukah milik negara lain karena memang letaknya diperbatasan. Padahal, kalau kita lihat, banyak sekali potensi-potensi alam hayati serta potensi-potensi lain yang bisa digali yang dimiliki oleh pulau perbatasan tersebut. Untuk itu, antisipasi-antisipasi mengklaiman hak milik oleh negara lain terhadap kepemilikan pulau perbatasan Indonesia perlu dilakukan oleh aparatur negara dengan menetapkan acuan-acuan dasar kepemilikan pulau. Warga negara yang mengaku sebagai warga Indonesiapun sedikit banyak harus menambah wawasannya tentang Indonesia tidak terkecuali Indonesia bagian perbatasan yang terdapat banyak sekali pulau-pulau kecil yang indah.

Berdasarkan latar belakang itulah, saya merangkum beberapa artiket terkait yang berhubungan dengan peraturan batas wilayah NKRI serta pulau-pulau perbatasan yang bertujuan untuk membagi pegetahuan tentang ke-Indonesiaan serta memperluas wawasan kepulauan sehingga dapat membangkitkan kecintaan terhadap Indonesia.

Pulau-pulau terluar dan batas NKRI

Republik Indonesia adalah Negara kepulauan berwawasan nusantara, sehingga batas wilayah di laut harus mengacu pada UNCLOS (United Nations Convension on the Law of the Sea) 82/ HUKLA (Hukum laut) 82 yang kemudian diratifikasi dengan UU No. 17 Tahun 1985. Indonesia memiliki sekitar 17.506 buah pulau dan 2/3 wilayahnya berupa lautan.Dari 17.506 pulau tersebut terdapat Pulau-pulau terluar yang menjadi batas langsung Indonesia dengan negara tetangga. Berdasarkan hasil survei Base Point atau Titik Dasar yang telah dilakukan DISHIDROS TNI AL, untuk menetapkan batas wilayah dengan negara tetangga, terdapat 183 titik dasar yang terletak di 92 pulau terluar, sisanya ada di tanjung tanjung terluar dan di wilayah pantai. Dari 92 pulau terluar ini ada 12 pulau yang harus mendapatkan perhatian serius.

SEBARAN PULAU-PULAU TERLUAR
Berdasarkan inventarisasi yang telah dilakukan oleh DISHIDROS TNI AL, terdapat 92 pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, diantaranya :

  1. Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Rawa, Rusa, Benggala dan Rondo berbatasan dengan India
  2. Pulau Sentut,, Tokong Malang Baru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Subi Kecil, Kepala, Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Berhala, Batu Mandi, Iyu Kecil, dan Karimun Kecil berbatasan dengan Malaysia
  3. Pulau Nipa, Pelampong, Batu berhenti, dan Nongsa berbatasan dengan Singapura
  4. Pulau Sebetul, Sekatung, dan Senua berbatasan dengan Vietnam
  5. Pulau Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Manterawu, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawa Ikang, Miangas, Marampit, Intata, kakarutan dan Jiew berbatasan dengan Filipina
  6. Pulau Dana, Dana (pulau ini tidak sama dengan Pulau Dana yang disebut pertama kali, terdapat kesamaan nama), Mangudu, Shopialoisa, Barung, Sekel, Panehen, Nusa Kambangan, Kolepon, Ararkula, Karaweira, Penambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batugoyan, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela dan Meatimiarang berbatasan dengan Australia
  7. Pulau Leti, Kisar, Wetar, Liran, Alor, dan Batek berbatasan dengan Timor Leste
  8. Pulau Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondo danLiki berbatasan dengan Palau
  9. Pulau Laag berbatasan dengan Papua Nugini
  10. Pulau Manuk, Deli, Batukecil, Enggano, Mega, Sibarubaru, Sinyaunau, Simuk dan wunga berbatasan dengan samudra Hindia

(http://themyfo.blogspot.com/2010/10/12-pulau-terluar-terdepan-indonesia.html)

Diantara 92 pulau terluar ini, ada 12 pulau yang harus mendapatkan perhatian serius dintaranya:

  • Pulau Rondo.Pulau Rondo terletak di ujung barat laut Propinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD). Disini terdapat Titik dasar TD 177. Pulau ini adalah pulau terluar di sebelah barat wilayah Indonesia yang berbatasan dengan perairan India.

(http://koleksigepeng.blogspot.com/2010/03/pulau-rondo.html)

  • Pulau Berhala.Pulau Berhala terletak di perairan timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di tempat ini terdapat Titik Dasar TD 184. Pulau ini menjadi sangat penting karena menjadi pulau terluar Indonesia di Selat Malaka, salah satu selat yang sangat ramai karena merupakan jalur pelayaran internasional.

  • Pulau Nipa. Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura. Secara Administratif pulau ini masuk kedalam wilayah Kelurahan Pemping Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau. Pulau Nipa ini tiba tiba menjadi terkenal karena beredarnya isu mengenai hilangnya/ tenggelamnya pulau ini atau hilangnya titik dasar yang ada di pulau tersebut. Hal ini memicu anggapan bahwa luas wilayah Indonesia semakin sempit. Pada kenyataanya, Pulau Nipa memang mengalami abrasi serius akibat penambangan pasir laut di sekitarnya. Pasir pasir ini kemudian dijual untuk reklamasi pantai Singapura. Kondisi pulau yang berada di Selat Philip serta berbatasan langsung dengan Singapura disebelah utaranya ini sangat rawan dan memprihatinkan. Pada saat air pasang maka wilayah Pulau Nipa hanya tediri dari Suar Nipa, beberapa pohon bakau dan tanggul yang menahan terjadinya abrasi. Pulau Nipa merupakan batas laut antara Indonesia dan Singapura sejak 1973, dimana terdapat Titik Referensi (TR 190) yang menjadi dasar pengukuran dan penentuan media line antara Indonesia dan Singapura. Hilangnya titik referensi ini dikhawatirkan akan menggeser batas wilayah NKRI. Pemerintah melalui DISHIDROS TNI baru-baru ini telah mennam 1000 pohon bakau, melakukan reklamasi dan telah melakukan pemetaan ulang di pulau ini, termasuk pemindahan Suar Nipa (yang dulunya tergenang air) ke tempat yang lebih tinggi.

(http://koleksigepeng.blogspot.com/2010/03/pulau-nipah.html)

  • Pulau Sekatung. Pulau ini merupakan pulau terluar Propinsi Kepulauan Riau di sebelah utara dan berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 030 yang menjadi Titik Dasar dalam pengukuran dan penetapan batas Indonesia dengan Vietnam.

  • Pulau Marore. Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 055.

  • Pulau Miangas. Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 056.

(http://www.trekearth.com/gallery/Asia/Indonesia/Sulawesi/Sulawesi_Utara/Miangas/photo674217.htm)

  • Pulau Fani. Pulau ini terletak Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan langsung dengan Negara kepulauan Palau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 066.

  • Pulau Fanildo. Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan langsung dengan Negara kepulauanPalau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 072.

  • Pulau Bras. Pulau ini terletak di Kepulauan Asia, Barat Laut Kepala Burung Propinsi Irian Jaya Barat, berbatasan langsung dengan Negara Kepualuan Palau. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 072 (artikel terkait)

(http://soleno.multiply.com/journal/item/256/Sekilas_Pulau_Mapia_Salah_Satu_Pulau_Kecil_Di_Perbatasan_RI)

  • Pulau Batek. Pulau ini terletak di Selat Ombai, Di pantai utara Nusa Tenggara Timur dan Oecussi Timor Leste. Dari Data yang penulis pegang, di pulau ini belum ada Titik Dasar.

  • Pulau Marampit. Pulau ini terletak di bagian utara Propinsi Sulawesi Utara, berbatasan langsung dengan Pulau Mindanau Filipina. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 057.

  • Pulau Dana. Pulau ini terletak di bagian selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan langsung dengan Pulau Karang Ashmore Australia. Di pulau ini terdapat Titik Dasar TD 121

Artikel-Artikel terkait:

wilayah perbatasan

12 dari 92 pulau yang rawan konflik dengan negara lain

Pulau-pulau terluar dan batas NKRI


Gempa bumi di Bali


Guncangan gempa yang terjadi tiba-tiba di Bali cukup mengagetkan banyak pihak salah satunya adalah saya. Gempa yang terjadi pada 13 Oktober 2011 tersebut memiliki kekuatan 6,8 SR dengan intensitas 4 MMI. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 10.16 WIB dengan pusat gempa di 143 kilometer barat daya Nusa Dua pada kedalaman 10 km. Setidaknya tujuh gempa susulan terjadi setelah gempa di pagi hari itu. Salah satunya adalah gempa berkekuatan 5,6 skala Richter pada pukul 14.52 Wita. Pusat gempa susulan ini terjadi di 131 km barat daya Nusa Dua dan juga pada kedalaman 10 km (sains.kompas).  Berdasarkan data lain yang saya peroleh dari situs seismic monitoring IRIS, bali mengalami 2 kali Gempa bumi diatas mahnitud 4 yaitu 5.1 dan 6.2 dengan data lokasi kejadian gempa terlampir pada gambar dibawah ini.

Setelah kejadian gempa tersebut ada beberapa isu-isu yang menggegerkan warga Bali yang dikirim melalui sms salah satunya adalah akan adanya gempa susulan yang berkekuatan lebih besar dan adanya tsunami menyusul kejadian gempa. Selain itu yang lebih miris lagi beredar beberapa komentar-komentar miring dari pengguna jejaring social yang menyatakan bahwa gempa di Bali disebabkan oleh banyaknya kemaksiatan di Bali dan dianggap sebagai pulau yang warga penyembah berhala dan sebagainya. Agak tidak logis memang komentar-komentar dan isu-isu yang terjadi. Berawal dari keingintahuan saya untuk menepis isu negative dan mengimbangi komentar miring dengan sesuatu yang lebih meng-edukasi atau mendidik, akhirnya saya membuat tulisan ini yang saya rangkum dari beberapa sumber : sains kompas, tsunami evacuation plan for Sanur yang bekerja sama dengan GTZ IS – GITEWS, website IRIS.edu (seismic monitoring) , dan paper The Regional Workshop on Best Practices in Disaster Mitigation oleh (SEISMIC HAZARD ASSESSMENT IN DENPASAR – BALI, I Wayan Sengara, Engkon K.Kertapati, and I Gede Mahardika Susila, Institute of Technology, Bandung (ITB), Indonesia)

 Kejadian Gempa Bumi di Bali

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan di dunia yang dilewati dan berada di antara 4 lempeng utama yang memiliki aktivitas seismic yang relative besar. Posisi itulah yang menyebabkan sebagian besar kawasan di Indonesia memiliki resiko kejadian gempa bumi yang relative besar tidak terkecuali Bali. Peta gempa bumi regional menunjukkan bahwa Bali Utara atau disebelah barat dan timur dari Nusa tenggara timur memiliki satu zona seismic yang merupakan sumber terjadinya gempa bumi yaitu Flores Back Arc Thrusting. Dalam catatan sejarah gempa, patahan dikawasan ini pernah menghasilkan beberapa kali gempa bumi besar antara lain pada tahun 1976 yang terjadi di Seririt, Bali dan pada tahun 1992 terjadi di Flores. Kejadian gempa bumi lain juga terjadi yang disebabkan oleh subduksi interplate dan intraplate yaitu terjadi pada 1862 di Buleleng, Bali dan 1890 di Negara, Bali yang memiliki nilai MMI (Modified Mercally Intensity = skala kerusakan akibat gempa bumi) VII. Nilai percepatan gempa yang tinggi di Bali disebabkan oleh 2 zona yaitu Flores Backarc Thrusting dan subduksi Inter-intra plate . Zona thrust disebabkan oleh 2 segmens : zona Flores thrust yang berada di bagian barat dan Wetar thrust yang berada dibagian Timur. Kedua area tersebut berlawanan dengan zona subdustion yang terletak di samudera Hindia- lempengan Australia pada Parit Jawa dan Palung Timor. Efek Gempa bumi yang terjadi di Bali yaitu antara lain : ground shaking, liquefaction, kelongsoran tanah dan tsunami.

Sumber gempa besar yang ada di Indonesia adalah Sunda Arc yang memiliki panjang sekitar 5600 km yang terletak antara barat daya pulau Andaman dan bagian timur Banda Arc. Pulau ini terbentuk akibat adanya pertemuan antar lempeng dan adanya subduksi dari plat Indo Australia yang berada dibawah kawasan Asia Tenggara. Sambungan dari lempeng tersebut bertemu di kawasan antara asia tenggara dan lempeng Indo-Australia diyakini berlokasi di wilayah utara selatan dan rata-rata pergerakan lempeng tersebut adalah 7.7 cm/tahun. Berdasarkan arah gerakan lempeng dan bukti-bukti geologi yang ada, gerakan tersebut terlihat normal pada arc/busur yang berlokasi di Jawa-Bali dan cenderung kearah Sumatera.

                                        Intra Plate                                                                Interplate

Java Trench di segmen Jawa dan Bali

Beberapa Patahan yang ada di bagian utara Bali dan jawa

Zona sunduksi yang berada di wilayah selatan Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Segmen Jawa yang merupakan sambungan dari busur sumatera dan berlanjut dari selat sunda bagian barat hingga Basin (kawasan cekungan) di Bali dan merupakan jenis kerak samudera tua (150 mY) adalah merupakan pertemuan pada arah yang normal menuju busur dengan nilai pergerakan rata-rata 6 cm per tahun pada Trench jawa tengah dan 4.9 cm pertahun di Trench jawa Timur ( Soetardjo,1987).  Kawasan wilayah nusa tenggara barat terletak di zona transisi antara area Banda dan Sunda. Perubahan zona tersebut ditandai dengan beberapa nilai gravitasi yang aneh/beranomali, pola seismic yang berbeda dengan yang lain, perbedaan geokimia yang terlihat pada kadar batuan vulkanis dan permedaan geomorphology kelautan. (Katili dan Hartono,1983). Perubahan zona tersebut menyebabkan perubahan karakter pada pertemuan lempeng Australia dari lapisan lithospheres oceanic bagian barat sampai kerak continental bagian timur.

Flores Back Arc Crust Thrust Fault.

Zona thrust ini terbentuk dari 2 segmen : Zona Flores thrust di bagian barat dan zona Wetar thrust di bagian Timur. Kedua area tersebut berlawanan dengan unsur dari subduksi dari samudera Hindia – pelat Australia pada Jawa Trench dan palung timur. Kejadian gempa yang terjadi baru-baru ini yang disebabkan oleh zona sumber seismic ini adalah Gempa di Seririt pada tahun 1976. Tidak ada satupun gempa bumi yang disebabkan oleh zona ini memliki kedalaman sumber gempa lebih dari 25 km (McCaffrey dan Nabelek, 1987).

Bali basin menempati zona transisi dari busur Sunda. Busur banda yang berada persis di kawasan selatan dari Jawa timur dan bagian barat dari balin Flores ( Prasetyo dan Sarmili, 1994).Bali Basin adalah merupakan basin dari sedimentasi di laut dalam yang memiliki ukuran 100 km x 200 km, menyempit di wilayah timur dan memiliki kedalaman maksimum kurang lebih 1500 meter (kusnida,et al 2000).

Sejarah kejadian gempa

Kejadian gempa yang belakangan ini terjadi di bali sebelum gempa pada 13 Oktober 2011 ini adalah gempa di Karangasem yaitu 17 desember 1979 yang menyebabkan terjadi beberapa kerusakan. Selain itu dilaporkan 25 orang meninggal dan lebih dari 400 orang mengalami luka berat. Beberapa kerusakan yaitu retak struktur terjadi dibeberapa ruas jalan dan beberapa kawasan lain. Catatan gempa lain di bali yaitu pada tanggal 29 Maret 1862 yaitu di Buleleng dengan nilai MMI VII. Kejadian gempa ini disebabkan oleh zona interpolate subduction. Selain itu, kejadian gempa 17 July 1976 di seririt menyebabkan kurang lebih 75% bangunan dan rumah di Tabanan dan Jembrana mengalami kerusakan, memakan 559 korban jiwa, 850 orang mengalami luka parah dan sekitar kurang lebih 3200 orang mengalami luka ringan. Kejadian gempa ini dilaporkan memiliki nilai MMI VIII.

Selain itu, menurut catatan sejarah, terdapat beberapa gempa mayor lainnya (NewComb dan McCann, 1987). Kejadian yang tercatan adalah tahun 1840,1867 dan 1875. Selain itu juga tercatan tahun 1903. Laporan sejarah mengindikasikan bahwa kejadian gempa di Java segment selama 300 tahun terakhir menunjukkan kekuatan gempa intraplate yang tidak lebih besar dibandingkan dengan kejadian gempa di Sumareta yaitu pada tahun 1833 dan 1861. Kejadian gempa lain dibali yaitu 21 January 1917 yang menyebabkan kelongsoran dan penurunan tanah dibeberapa titik di bali. Banyak rumah tinggal dilaporkan mengalami kerusakan dan memakan kurang lebih 1500 jiwa. Slaka MMI kala itu adalah IX. Data NOAA mengungkap bahwa ada beberapa gempa Bali yang mengakibatkan tsunami. Gempa 22 November 1815 mengakibatkan tsunami dan menewaskan 1.200 orang. Gempa 13 Mei 1857 juga mengakibatkan gejolak ombak setinggi 3,4 meter dan gempa 20 Januari 1917 mengakibatkan tsunami setinggi 2 meter.

Jadi,berdasarkan catatan sejarah gempa dan bukti geologis yang ada, Bali memang merupakan area rawan gempa yang bisa berasal dari patahan-patahan di bagian utara Bali maupun sambungan dari lempeng yang memanjang  disebelah selatan dari Sumatera, jawa, bali . Bukan hanya bali tetapi hampir semua wilayah Indonesia juga rawan terhadap gempa. Jadi Gempa bukan merupakan akibat kemaksiatan ataupun akibat penyembah berhala. Gempa juga tidak mesti disusul oleh Tsunami, tergantung besarnya skala SR dan sumber gempanya. Oh yaa… Perlu juga diketahui bahwa Bali sudah memiliki sistem evakuasi bencana Tsunami dan sudah pernah diadakan suatu evaluasi dan pembelajaran serta pemasangan beberapa sinyal jalur evakuasi akibat Tsunami dibeberapa titik di pinggir pantai dan pemasangatnearly warning sistem di beberapa titik di laut. Saya pernah melihat beberapa tanda arah evakuasi tsunami di pantai nusa dua Bali, namun sayangnya diawal saya melihat tanda itu saya tidak paham arti tanda itu. Mungkin kurang dilakukan sosialisasi tentang tanda evakuasi itu atau memang saya yang kuper ya??? heheheh….

^^ sekian^^

Letusan maha-dasyat Krakatau 1883


Krakatoa atau jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yaitu Krakatao adalah suatu pulau Vulkanis yang terbentuk dari lava yang terletak di selat Sunda antara pulau jawa dan Sumatera. Nama tersebut digunakan kedalaman grup kepulauan, pulau utama yang disebut Rakata dan pulau lain yang terdapat gunung apinya. Masih sangat sedikit orang awam yang menyadari betapa terkenalnya Indonesia dimata dunia, bukan hanya iklim pariwisata dan pemandangan yang indah di jajaran puluh ribuan pulau hijau yang terbentang digaris katulistiwanya, namun juga karena gunung api yang terkenal sangat aktif di dunia salah satunya adalah Gunung Krakatoa. Jika kita cermati dan lihat secara seksama maka akan muncul beberapa pertanyaan: Sudah berapa buah paper serta jurnal Internasional yang membahas letusan maha dasyat Krakatoa dan Tambora? Sudah berapa banyak film documenter yang diluncurkan sebagai hasil dari penelitian para peneliti Luar negeri tentang sebab-sebab letusan Krakatoa? Sudah berapa universitas geosciences luar negeri yang sudah meneliti tentang letusan ini? Sudah berapa buku science internasional yang terbit untuk membahas tentang letusan dasyat Krakatoa?. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah : sudah seberapa banyak kita sebagai warga Negara Indonesia as The owner of that Source of disaster mengetahui, mempelajari dan bahkan memahami tentang Letusan maha Dasyat yang disebabkan oleh gunung Api Krakatoa?. Saya agak tercengang ketika saya mengunjungi earth explorer di kota Oostende,Belgium yang menyuguhkan tentang Ilmu pengetahuan kebumian, saya melihat miniatur lengkap dengan keterangan dan kronologis kejadian  tentang letusan gunung Krakatoa,Indonesia. Selain itu, saya juga pernah membaca beberapa artikel tentang Krakatoa dan Tambora di Majalah science National Geographic serta beberapa buku yang berhubungan tentang ilmu bumi dan global warming yang juga membahas tentang Krakatoa. Dalam tulisan saya kali ini, saya merangkum beberapa informasi tentang Krakatoa yang saya peroleh dari beberapa artikel wikipedia dan paper internasional serta film dokumenter dari National Geograpic.

Lokasi Gunung Krakatoa

Letusan Gunung Krakatau yang terjadi pada tahun 1883 berawal dengan aktifitas gunung api yang meningkat sejak bulan mei. Titik kulminasi atau titik puncak terjadinya letusan gunung krakatoa adalah pada 27 Agustus 1883. Kemudian aktivitas gunung api minor terus terjadi hingga bulan Februari 1884.Fase awal Pada satu tahun menjelang titik puncak terjadinya letusan gunung krakatoa, aktivitas seismic yang berupa gempa bumi minor sering terjadi dan bahkan ada yang terasa juga di Australia. Pada tanggal 20 May 1883, 3 bulan sebelum terjadinya letusan yang sangat dasyat itu, debu vulkanik sudah tampak menyembur sedikit demi sedikit. Erupsi dan keluarnya debu tersebut terasa hingga jarak 6 km (20000 ft) dan letusan tersebut terdengar hingga Batavia (Jakarta sekarang) yang berjarak 160 km (99mil). Aktivitas gunung api tersebut mulai terlihat berhenti pada akhir bulan May dan dilaporkan berhenti beraktivitas hingga pertengahan Juni. Aktivitas erupsi mulai terjadi lagi pada tanggal 16 June, ketika itu gemuruh yang kencang terdengar dari puncak gunung krakatoa dan debu tebal serta pekat menutupi pulau tersebut selama hampir 5 hari. Pada 24 June, angin timur meniup kencang awan pekat tersebut dan dua kolom abu tebal malah semakin nampak dari Krakatoa sehingga sedikit banyak merubah bentuk krakatoa. Perubahan bentuk gunung akibat adanya erupsi sebelumnya tersebut menyebabkan terbentuknya sumber lubang magma yang terletak antara Perbuatan dan Danan, dekat dengan kawah anak krakatao. Erupsi yang terjadi tersebut juga menyebabkan kenaikan muka air laut dari biasanya yang dibuktikan dengan semakin panjangnya rantai penghubung angkur dengan perahu akibat kenaikan elevasi muka air laut. Kejadian-kejadian gempa disekitar lokasi mulai terasa sampai ke Anyer (Jawa) dan juga ditanggap oleh perahu yang berlayar di Samudra Hindia hingga ke Barat.Pada 11 Agustus, H.J.G. Ferzenaar melakukan investigasi terhadap pulau tersebut. Dia mencatat bahwa sumber abu yang utama (di lokasi yang baru terbentuk di Danan, yang menutupi bagian barat dari pulau tersebut (karena ngin bertiup dari timur di masa itu), dan asap berasal dari sekitar 8 lubang lainnya yang kebanyakan berada di Danan dan Rakata. Pada saat dia berada dilokasi tersebut, Dia menemukan lapisan abu setebal 0.5 meter (1ft 8 in), semua vegatasi kecil dan sudang sudah hancur dan yang tertinggal hanyalah pohon-pohon besar. Hari berikutnya, perahu berlayar melewati daerah utara dari lokasi dan melaporkan adanya lubang sumber keluarnya abu volkanik yang baru yang hanya berjarak beberapa meter diatas muka air laut. Aktivitas gunung berapi berlanjut sampai pertengahan Agustus.
Fase Klimaks
Tanggal 25 Agustus, terjadi peningkatan aktivitas gunung krakatoa. Pada pukul 13.00 (WIB) tanggal 26 Agustus, gunung api mengalami fase Paroxysmal (fase dimana terjadi perubahan aktivitas yang mendadak) dan pada pukul 14.00 dapat dilihat bahwa abu tebal pekat mencapai ketinggian 27 km (17 mi). Pada kondisi ini erupsi terjadi secara terus menerus hingga dapat didengar gemuruhnya setiap 10 menit sekali. Perahu yang berada 20 km (12 mi) dari lokasi gunung api melaporkan bahwa abu tebal dan sangat pekat mulai terlihat dan mengganggu sistem navigasi, dengan beberapa batu panas dengan diameter sekitar 10 cm yang diyakini berasal dari muntahan gunung api tersebut jatuh di dek kapal perahu mereka. Kemudian, Tsunami kecil terjadi di sepanjang pantai Jawa dan Sumatera sepanjang 40 km yang terjadi kira-kira pukul 18.00-19.00.
Tanggal 27 Agustus terjadi 4 letusan mayar dan dasyat yang terjadi pada pukul 05.30, 06.44, 10.01 dan 10.41 waktu setempat. Letusan yang terjadi dilaporkan sangat dasyat hingga terdengar pada 3500 km dari lokasi yaitu di Perth, Australia Barat dan pada kepulauan di Samudra Hindia yang terletak pada jarak 4800 km dari lokasi letusan. Kejadian tersebut di ikuti dengan Tsunami yang sangat besar yang memiliki ketinggian 30 meter yang berawal dari laut di sekitar lokasi letusan gunung Krakatao. Area disekitar selat sunda tersebut dan beberapa tempat di sepanjang pesisir Sumatera mengalami aliran Pyroclastic yang bersumber dari gunung api tersebut. Letusan gunung api tersebut memiliki nilai Volcanic Explosivity Indes (VEI) sebesar 6 dimana erupsi tersebut bernilai sama dengan 200 mega ton TNT (jenis bahan peledak pembuat bom) atau sekitar 13000 kali ledakan nuclear yang terjadi di Hirosima jepang ketika perang dunia II terjadi.

Penyebaran suara yang terdengar hingga ke beberapa negara di dunia

Tekanan gelombang yang terjadi disebabkan oleh raniasi letusan gunung api dari Krakatoa yang memilki kekuatan sebesar 1086 km/h (675 mph) (Winchester, 2003, p.248). Kekuatan tersebut sangat besar sekali sehingga dapat merusak gendang telinga para pelaut yang ketika itu sedang melintas di sekitar selat Sunda (Winchester, 2003, p.235) dan dapat menghasilkan sekitar dua setengah inchi percury (ca 85 hPa) yang terekam dari alat pengukur tekanan di Jakarta. Gelombang tekanan tersebut mengahasilkan radiasi di semua belahan dunia dan terekam pada alat Barographs seluruh dunia hingga 5 hari setelah terjadinya letusan. Barograph melaporkan bahwa gelombang (shock wave) yang terjadi menggema di seluruh belahan bumi hingga total sebanyak 7 kali. Debu gunung krakatoa mencapai ketinggian 80 km (50mi).Erupsi yang terjadi berangsur-angsur berkurang dan benar-benar diam tanpa aktivitas pada 28 Agustus pagi hari. Erupsi-erupsi kecil yang kebanyakan memuntahkan lumpur terjadi kemudian berlangsung hingga bulan Oktober, dilaporkan juga erupsi kecil terus terjadi hingga bulan Februari 1884.
Pada siang hari tanggal 27 Agustus, hujan abu panas akibat muntahan gunung krakatoa terjadi di Ketimbang (Lampung sekarang). Sekitar seribu penduduk meninggal yang bukan diakibatkan oleh tsunami yang terjadi setelah letusan, tetapi karena debu yang panas dan tebal. Verbeek (peneliti) meyakini bahwa kejadian unik ini (yaitu meninggalnya penduduk karena abu vulkanik) adalah disebabkan oleh letusan lateral atau Pyroclastic surge (sama dengan kejadian letusan gunung api St. Helens pada tahun 1980), yang juga terjadi di suatu pulau yang dikelilingi oleh lautan seperti Krakatoa. Kombinasi bencana yang terjadi yaitu, aliran Pyroclastic, debu vulkanik dan Tsunami terjadi yang merenggut korban jiwa sebanyak 3000 penduduk di Pulau Sebesi, yang terletak 13 km dari Krakatoa. Pyroclastic Flows membunuh sekitar 1000 orang di Ketimbang, yang terletak di 40 km sebelah utara Krakatoa. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pemerintahan belanda, Korban tewas dalam bencana ini adalah 36417 jiwa dan ada sumber lain yang mengestimasi jumlah korban jiwa sebanyak 120000 bahkan lebih. Beberapa kawasan di pulau Sumatra maupun jawa hancur tidak berbekas, termasuk Teluk betung dan Lampung di Sumatra, Sirik dan Serang di Pulau Jawa. Area di kawasan Banten, jawa dan Lampung, Sumatera juga mengalami rusak parah. Laporan lain mengatakan bahwa terdapat banyak mayat yang mengapung di Samudra Hindia. Selain itu, juga ditemukan batuan yang kandungannya hampir sama dengan yang dimiliki oleh gunung krakatoa di sepanjang pesisir pantai timur benua Afrika. Beberapa kawasan yang rusak akibat letusan tersebut tidak di perbaiki, namun dibiarkan sebagai hutan salah satunya adalah Taman Nasional Ujung Kulon.

Pyroclastic Flows yang terjadi di Krakatoa

Tsunami dan efeknya
Perahu yang ketika itu berlayar di sekitar area tersebut rusak karena terhantam Tsunami, dan tubuh perahu tersebut ditemukan mengambang di samudra seminggu setelah kejadian. Tsunami yang datang setelah Erupsi diyakini terjadi akibat adanya aliran Pyroclastic yang maha dasyat di lautan. Satu diantara empat letusan besar pada erupsi Krakatoa menyebabkan terjadinya Aliran Pyroclastic yang besar sebagai akibat dari gaya grafitasi yang colaps akibat kejadian erupsi gunung krakatoa. Keluarnya material gunung api yang berjumlah sangat besar dan dimuntahkannya ke laut, menyebabkan terjadinye perpindahan volume air laut akibat bertambahnya material gunung api tersebut. Sehingga kenaikan muka air laut dan Tsunamipun terjadi. Kota Merak yang terletak di Ujung barat pulau Jawa rusak parah akibat hempasan Tsunami setinggi 46 meter.

Kawasan yang berdampak Tsunami akibat Letusan Krakatoa

Beberapa aliran Pyroclastic terjadi juga di sepanjang pesisir pantai Sumatera kira-kira 40 km, yang disebabkan oleh abu vulkanik dan material gunung yang meluncur ke lautan dan menyebabkan terjadinya hempasan gelombang yang menyapu pesisir pantai terdekat. Terdapat indikasi bahwa aliran pyroclastic yang terjadi di laut juga menghempas beberapa pesisir yang terletak sekitar 15 km dari gunung api tersebut.
Pada film dokumentasi tentang letusan gunung Krakatoa yang dibuat oleh team ahli dari University of Kiel, Germany, Aliran Pyroclastic bergerak melewati air. Dari test menunjukkan bahwa abu panas berjalan melewati air dan diikuti dengan aliran Pyroclastic setelah menyeberangi air tersebut. Kontak antara abu panas dalam jumlah yang sangat besar tersebut dengan air laut menyebabkan terjadinya Tsunami. Gelombang yang lebih kecil terrekam pada alat pengukur gelombang di English Channel (Press Frank, November 1956). Hai Ini terjadi terlalu cepat untuk suatu tsunami awal, dan mungkin disebabkan oleh gelombang udara concussive dari letusan. gelombang udara ini mengitari dunia beberapa kali dan masih terdeteksi dengan menggunakan barographs lima hari kemudian.

Efek Geografis

Pulau yang hilang akibat letusan Krakatoa

Setelah kejadian letusan yang dasyat tersebut, pulau gunung krakatoa yang terletak di selat sunda tersebut dilaporkan hilang, kecuali sebagian dari pulau yang terletak di bagian selatan Rakata. Pada bagian selatan dua per tiga dari pulau tersebut yang tersisa hanya pulau batuan saja yaitu Bootsmansrots sedangkan pulau lainyya hilang juga akibat letusan.Sebagai Hasil dari hilangnya material deposit yang sangat besar akibat letusan gunung api tersebut, dasar laut sekitar gunung berapi berubah sangat drastis. Diestimasikan, sebanyak 18-21 km kubik ignimbrite terdeposit pada area 1100000 km persegi dengan ketebalan rata-rata timbunannya adalah 30-40 meter pada kedalaman laut sekitar gunung api tersebut. Masa daratan Verlaten dan Lang meningkat, sama halnya juga terjadi pada bagian barat dari Rakata. Banyak material gunung api yang terkikis, tetapi abu gunung api yang tersendap tersebut menjadi bagian dari komposisi geologi pada pulau tersebut.Pulau pasir (yang biasa disebut Steers dan Calmeyer sesuai nama pelaut yang menemukan pulau ini) terbentuk seperti pulau akibat dari tumpukan debu gunung api yang teramat banyak dan kemudian lama kelamaan terkikis oleh air laut. Air laut yang berada disekitar deposit dari abu vulkanik panas di dua pulau pasir ini memumculkan asap tebal ketika terkena air laut sehinnga pada masa itu orang-orang yang meilihatnya menganggap bahwa pulau pasir itu adalah semburan gunung api kecil yang baru, tetapi nyatanya bukan.

Efek Global yang terjadi.

Semburan debu vulkanis menyebabkan warna langit berubah menjadi hitam pekat hingga jangka waktu beberapa tahun dan matahari yang nampak tenggelam dalam jangka waktu beberapa bulan di hampir seluruh belahan dunia. Seorang seniman British William Ashcroft mengabadikan peristiwa tersebut kedalam sebuah lukisan yang digambarkan pendaran ribuan cahaya terjadi di sekitar Krakatoa beberapa tahun setelah kejadian Erupsi tersebut. Kronologi kejadian dan sebab-sebab terjadinya letusan gunung api Krakatoa ini menjadi incaran peneliti luar negeri untuk diteliti lebih dalam. Ada beberapa teori utama yang kemudian berkembang antara lain:

  • Peneliti meyakini bahwa lubang gunung api sudah berada dibawah muka air laut pada tanggal 27 Agustus pagi dan menyebabkan masuknya air laut membanjiri bagian dalam kawah tersebut sehingga menyebabkan kejadian yang sangat besar dan berbahaya yaitu letusan Phreatic akibat interaksi antara air tanah dengan magma).
  • Air laut dapat mendinginkan Magma, menyebabkan terbentuknya kerak dan menghasilkan efek “pressure cooker” yang terjadi hanya pada saat gunung api tersebut meletus.

Kedua teori diatas mengasumsikan bahwa pulau tersebut hilang sebelum letusan terjadi, tetapi bukti-bukti yang ada tidak mendukung kesimpulan tersebut dan deposito batu apung dan Ignimbrit yang ditemukan di dasar laut tersebut bukan dari jenis yang konsisten dengan interaksi magma-air laut. Letusan final yang terjadi bisa jadi disebabkan oleh magma yang bercampur yang disebabkan oleh masuknya magma basaltic panas kedalam magma yang dingin dan tidak pekat kedalam ruangan dibawah gunung api. Hal tersebut menghasilkan peningkatan nilai tegangan yang berkelanjutan sehingga dapat menyebabkan terjadinya letusan yang bersifat cataclysmic. Bukti dari teori ini adalah jenis batu apung yang ditemukan dilokasi tersebut yang bersifat tidak pekat dan bermaterial gelap, material gelap tersebut bersifat panas. Namun, beberapa material yang ditemukan dilokasi berjumlah kurang dari 5% dari content ignibrite yang sama dengan jenis di Krakatoa dan para ahli kemudian mengganggap bahwa teori ini belum layak dijadikan kesimpulan dalam investigasi letusan tanggal 27 Agustus ini.

Letusan Krakatoa yang terjadi sebelum 1883

  • Tahun 416 M. Tertuang dalam Buku Pustaka Raja dengan angka tahun 338 saka (416 M).Tertulis bahwa terdengar suatu letusan yang berasal dari gunung Batuwara (Pulosari sekarang, atau gunung api Bantam yang terletak dekat dengan selat sunda), yang dianggap sama dengan suara yang berasal dari Kapi yang terletak disebelah barat dari Bantam (Bantam terletak di sebelah barat pulau jawa yang dianngap lokasinya sama dengan lokasi gunung Krakatoa). Dalam Pustaka tersebut juga tercatat adanya kenaikan elevasi air laut dan hilangnya pulau tersebut akibat suatu ledakan. Namun, belum ada bukti geologis yang menunjukkan seberapa dasyat ledakan yang terjadi ketika itu dan seberapa besar efek yang terjadi akibat letusan tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa letusan yang terjadi kala itu memisahkan pulau jawa dan sumatera dan terbagi oleh selat yaitu selat sunda.
  • Tahun 535 Masehi. David Keys, Ken Wohletz dkk menyatakan bahwa kejadian letusan gunung api Krakatoa yang terjadi pada tahun 535 merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim dunia yang sangat besar pada era tahun 535-536. Keys membuat sebuah buku Catastrophe : An Investigation into the Origins of the Modern World yang menjelaskan tentang kejadian vulkanis yang terjadi pada abad ke-6 masehi. Thornton ( p.47) menyebutkan bahwa Krakatoa yang dikenal dengan Gunung api Aktif pada masa dinasti Sailendra berkuasa, mencatat adanya 7 kejadian vulkanis yang terjadi antara abad ke 9 sampai dengan abad ke-16 dengan tahun kejadian 850 M, 950 M, 1050 M, 1150 M, 1320 M dan 1530 M.
  • Tahun 1680 M. Yang ditulis dalam buku harian Johann Wilhelm Vogel, seorang Engineer pertambangan asal Belanda ketika berlayar melewati selat Sunda pada tahun 1681. Vogel kembali ke Amsterdam pada tahun 1688 dan kemudian pada 1690 memlakukan publikasi jurnalnya yang menceritakan tentang eruspi krakatoa yang terjadi antara 1680-81.

Euro Tunnel (channel Tunnel) penghubung Perancis dan Inggris.


infrastruktur seakan tidak pernah berhenti berkembang, khususnya di negara-negara maju yang sering mengagetkan dunia dengan infrasruktur-infrastruktur yang memukau dan tentunya lain dari pada yang lain. Setelah dibuat terpukau oleh keindahan infrastruktur di dubai yang kemudian menggiring saya untuk mencari tahu lebih jauh tentang megaproject palm island yang sedang dilaksanakan,kini saya dibuat terkesima oleh infrastruktur bangunan bawah laut. Terowongan bawah laut yang menghubungkan dataran negara Eropa dengan negara pulau Inggris. Saya belum pernah mengunjungi dan mencoba terowongan ini karena Inggris bukan kawasan negara schengen dan membutuhkan pengurusan 80euro visa dari Negara Perancis. Walau belum pernah mengunjungin secara nyata kawasan ini, tapi kunjungan saya melalui dunia maya terangkum dalam tulisan saya berikut ini.

Eurotunnel atau channel tunnel adalah terowongan penghubung antar selat dari negara Inggris dan Perancis yang terdiri dari 3 terowongan paralel yang memiliki panjang total 50.5 km yang dibangun dengan menggunakan high-strengh precast persegmennya. Terowongan tersebut memiliki panjang 38 km dibawah laut, 3.2 km dibawah tanah negara Perancis dan 9.3 km dibawah tanah negara Inggris. 2/3 dari panjang terowongan tersebut dikerjakan dari sisi negara Inggris dan 1/3 lainnya dari sisi Perancis. Terowongan ini terletak di Shakespeare Cliff (sebesah barat Dover) negara UK (United Kingdong) Inggris dan Sangatte ( sebelah Barat Calais) negara Perancis.

Terowongan ini terdiri dari 1 service tunnel yang memiliki diameter 4.8 meter (diameter penggalian sebesar 5.8 meter) dan 2 Running tunnel dengan jarak dari satu tunnel ke tunnel lain sebesar 30 meter yang memiliki diameter 7.6 m (diameter penggalian sebesar 8.8 meter). 2 terowongan ini dihubungkan oleh 194 piston yang berjarak 250 meter dan berdiameter 2 meter. Terowongan ini juga memiliki bagian lintas sebanyak 270 yang dipasang setiap 375 meter dan memiliki juga 210 ruangan teknis yang berdiameter 3.3 meter yang kesemua ruanagn tersebut dihubungkan dengan service tunnel.

Sejarah Pembangunan

Ide untuk membangun terwongan bawah laut antar pulau ini sebenarnya sudah diprakarsai pada jaman Napoleon yaitu sekitar abad ke 19 dimana sudah cukup banyak ide dan proposal rencana pembangunan yang sudah digagas. Investigasi Geoteknik sudah membuktikan bahwa dikawasan tersebut sudah cukup memungkinkan untuk dibangun sebuah terowongan penghubung. Seorang Insinyur berkebangsaan Perancis Thome de Gamond  menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk menuangkan ide untuk pembangunan terowngan ini. Pada tahun 1830an mempresentasikan hasil survey pertama untuk kondisi Geologis dan hydrografis untuk daerah selat antara Calais dan Dover. Beliau melakukan penelitian untuk beberapa kawasan juga dan pada tahun 1856 beliau mempresentasikan proposal hasil studynya ke Napleon III untuk pembangunan terowongan antar pulau yang difungsikan sebagai railway dari Cap Gris-Nez sampai Eastwater point dengan pelabuhan maupun bandara dikawasan Varne sandbank dengan biaya pembangunan sekitar 170 juta Francs atau tidak lebih dari 7 juta pound sterling. Beberapa tahun sebelumnya yaitu tahun 1802 seorang insinyur pengeboran berkebangsaan Perancis Albert Mathieu membuat suatu proposal rencana pembangunan Terowongan di selat Inggris dengan bantuan penerangan dengan lampu minyak dengan fasilitas transportasi menggunakan kuda dan pembangunan pulai ditengah laut untuk tempat persinggahan kuda kudanya.

Pada tahun 1865, perwakilan yang dipimpin oleh George Ward Hunt mengusulkan ide pembangunan terowongan antar pulau ini ke Chancellor of the Exchequer ketika itu yaitu, William Ewart Gladstone. Setelah tahun 1867, Willian Low dan Sir John Clarke Hawkshaw mempromosikan ide lagi namun tidak satupun dari ide pembangunan itu diimplementasikan. Kemudian suatu protokoler Anglo-French pada tahun 1876 mengumumkan pembangunan terowongan railway antar selat. Pada tahun 1881, pengusaha pembangunan railway asal Inggris Sir William Watkin and Suez canal kontraktor dari Perancis dengan perwakilannya Alexandre Lavalley melakukan kunjungan ke perusahaan Anglo-French Submarine Railway yang melakukan eksplorasi terhadap pekerjaan pembangunan pada 2 sisi selat tersebut. Pada sisi Inggris, mesin pengeboran Beaumont-English yang berdiameter 2,13 meter (7 ft) melakukan penggalian sepanjang 1.893 meter (6.211 ft) dengan pelaksana pembangunan yaitu Shakespeare Cliff. Pada sisi negara Perancis, mesin yang sama juga menggali sepanjang 1.669 meter (5.476 ft) dari kawasan Sangatte.  Pembangunan tersebut kemudian mengalami masa idle atau mangkrak pada Bulan May 1882 disebabkan oleh terjadi gejolak politik di negara Inggris yang berdampak pada pertahanan negara tersebut. Pada tahun 1919, selama adanya conferensi kedamaian Paris ( Paris Peace Conference), perdana Menteri British David Lloyd George Mengulang kembali ide yang pernah digagas mengenai pembangunan Terowongan antar selat ini yang sempat terhenti sebagai upaya untuk meyakinkan Perancis tentang keinginan Inggris untuk bertahan terhadap serangan Jerman ketika itu. Namun sayangnya, Perancis tidak menanggapi ide tersebut secara serius dan tidak ada tanggapan tentang proposal yang diajukan oleh Llyod George. Pada Tahun 1955, keinginan untuk melakukan pembangunan terowongan antar selat ini akhirnya diterima ditandai oleh pemerintahan masing-masing negara yaitu Perancis dan Inggris persedia memberikan support baik secara teknik maupun dalam hal survey geology. Survey geologi dilakukan pada tahun 1964-1965.

Pembangunan terowongan awal lanjutan sepanjang 1.8 km penggalian pada masing-masing sisi baru bisa dilakukan secara utuh pada tahun 1987 (bagian UK) dan 1958 (Bagian Perancis). Pada tahun 1979 Group yang menamai dirinya European Channel Tunnel melakukan suatu study tentang pembangunan tunnel yang difungsikan sebagai railway dengan melakukan suatu kompetisi desain. Kompetisi tersebut diadakan oleh pemerintah Perancis dan Inggris dan baru bisa dilaksanakan pada tahun 1985. 4 ide utama beserta group yang mengikuti kompetisi ini antara lain : Euroroute, a Hybrid solution of a bridge-tunnel-bridge, Europont, a Suspended Bridge, Transmanche Express, Four Bored tunnels allowing both railway and road traffics, Eurotunnel, A rail Shuttle service yang difungsikan untuk jalan maupun jalan rel dengan menggunakan 3 terowongan, 2 untuk jalan rel dan 1 untuk maintenence.  Kompetisi atau tender ini kemudian dimenangkan oleh Eurotunnel (ET) yang diumumkan pada 20 Januari 1986 dan Transmanche link (TML) yang diumumkan pada Maret 1986.

Kondisi Geologis

Beberapa investigasi geoteknik untuk pembangunan terowongan ini dilakukan sejak tahun 1875 dengan melakukan pengujian tanah dari 100 borehole. Informasi lengkap tentang kondisi geologis dan geoteknis kawasan tersebut sudah diperoleh dan dijadikan sebuah acuan pengerjaan pembangunan pada tahun 1988 yang terdiri dari : 120 marine boreholes dan sekitar 1000 km pengetesan geophisic (seismis reflection) serta beberapa pengetesan kondisi lapangan apabila dilakukan penggalian untuk pembangunan terowongan tersebut. Kondisi optimum dikawasan tersebut terdiri dari kapur Marl (Chalk Marl), Clayey carbonate mudstones, batuan lemah yang homogen (20-200 bars), batuan homogen yang diyakini memiliki sifat impermeable dengan kondisi dimana air dibatasi untuk terjadi diskontinuitas sehingga menyebabkan terjadinya retak ataupun perubahan konsentrasi dan kekuatan tanah pada sisi negara Perancis.

Penentuan Alignment terowongan merupakan bagian yang kritis untuk pembangunan suatu terowongan. Pengalaman yang sangat besar dibutuhkan dalam menentukan alignment terowongan ini yang harus dihubungkan juga dengan fungsi dari terowongan tersebut, pengembangan desain yang terjadi dikarenakan oleh kondisi selat, selain itu zona patahan juga harus dipertimbangkan karena akan mengganggu proses pembangunan terowongan itu nantinya. Kriteria geometri harus kuat dan layak untuk kereta api dengan kecepatan yang tinggi yang memiliki 150 km terowongan dengan nilai toleransi sebesar 150 mm : 40 mm untuk topography, 55 mm untuk untuk kemudi mesin TBM (tunnel Boring Machine), 25 mm untuk bagian manufaktur (sambungan segmen terowongan), 30 mm antara permukaan terowongan dengan kondisi tegak lurus terowongan.

Survey Topographical

Terjadi perbedaan sistem pensurveian antara negara Inggris dan Perancis dimana Peta topograpi Inggris adalah berdasarkan pada sistem Mercator sedangkan Perancis menggunakan sistem Lambort. Perbedaan sea level pada dua negara tersebut adalah 440 mm berdasarkan strudy yang dilakukan pada tahun 1958 dan berkurang menjadi 300±80 mm pada tahun 1987. Perbedaan sea level dalam pembangunan ini digunakan sebesar 380 mm. Sistem Mercator digunakan sebagai acuan joint mapping dan leveling, tetapi juga didasari oleh posisi mid-Channel 1°30 East Meridian. Selain itu juga digunakan Global Positioning System (GPS, precision 5 cm untuk 50 km).

Tunnel Boring Machines

Tunnel boring Machines atau biasa disingkat TBM merupakan suatu mesin pengebor yang digunakan untuk pembangunan terowongan. TBM ini juga digunakan dalam pembangunan terowongan MRT di singapura serta terowongan panjang lainnya. Dalam pembangunan eurotunnel ini, beberapa kriteria penggunaan TBM digunakan antara lain :

  • Proses tanpa adanya treatment pada tanah atau Ground treatment pada kondisi tanah berair di sisi Perancis kususnya pada 4 km pertama diabawah laut (dimaka kondisi tanah dikawasan itu adalah kapur yang retak) dan 3.2 km dibawah tanah (dibawah air tanah).
  • Proses dengan kecepatan tinggi ( 4.4 km/h) pada daerah kering dan kondisinya lumayan bagus.
  • Keamanan yang pasti, sistem keandalan yang bagus untuk terowongan yang padat,kuat dan kondisi padat sekalipun. Kondisi yang harus sangat kedap air khususnya pada daerah Sangatte,Perancis.

Terdapat 11 TBM yang digunakan yaitu 6 dari sisi Inggris (3 dibawah air dan 3 dibawah tanah) dan 6 dari sisi Perancis ( 3 dibawah laut dan 2 dibawah tanah). Desain TBM ini dianggap unik karena menggunakan teknologi yang berkombinasi sehingga dapat digunakan pada kondisi tanah yang halus dibawah air maupun kondisi batuan yang keras.

Titik Awal Proses Pengeboran tunnel dengan TBM di sisi Perancis.

Tunnel ini dimulai proses persiapan pembangunan hingga finishing secara fix pada tahun 1988 dan mulai beroperasi pada tahun 1994. Pada tahun 1985, biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan terowongan ini adalah sebesar 4.650 milyard pound strerling (setara dengan 11 milyard pound sterling pada masa sekarang). Pada saat puncak kepadata pengerjaan proyek, terdapat 15000 pekerja yang bekerja secara berkala di proyek tersebut dengan pengeluaran perhari untuk pekerja sebesar 3 juta pounsterling. 10 pekerja meninggal, 8 diantaranya berkebangsaan Inggris, selama jalannya proyek antara tahun 1987- 1993, hampir semuanya meninggal di bulan pertama proses pengeboran terowongan.

Proses pengerjaan proyek

Sumber:

Wikipedia

Channel Tunnel Tunnels construction , Pierre-Jean Pompee

Channel Tunnel Project overview , Pierre-Jean Pompee

Channel Tunnel Construction Logistics and precast at Sangatte site , Pierre-Jean Pompee